Nan jauh disana
ada negeri emas yang makmur sejahtera
Lihatlah
pulaunya beribu-ribu rupa
membentang panjang membelah khatulistiwa
Harta dan permata banyak dikandungnya
dibagi rata pada suku-suku penjaga tanah lahirnya
Lihatlah
penduduknya beribu-ribu warna
namun memiliki keramahan yang sama
Punya senyuman terindah di dunia
meski pada keyakinan iman yang berbeda
Lihatlah
para pemimpinnya bersahaja
selalu jujur dalam bekerja
demi kepandaian, kesehatan, dan kebahagiaan rakyatnya
Tegas dan adil di haluan negara
demi menjaga kedaulatan bangsanya
.......................................................................................
......................................................................................
Tapi
Dimana
ku cari-cari dimana adanya
Ternyata ada dalam benakku
ada dalam angan saudara-saudaraku
Harapan yang selalu tak kunjung padam
yang selalu dipanjatkan oleh kami semua
pada rumah kami
bumi Indonesia
Kamis, 12 Januari 2012
Rabu, 11 Januari 2012
Minggu, 08 Januari 2012
Rekayasa Instrumentasi: Rangkaian Zero Span
Rangkaian zero-span
Rangkaian zero-span
yang dibuat adalah rangkaian yang terdiri dari gabungan rangkaian summer dan operational amplifier inverting seperti yang tampak pada gambar
diatas. Rangkaian zero-span yang
dibuat adalah rangkaian yang berguna untuk mengkondisikan tegangan masukan
sebesar 1 – 6 Volt sehingga tegangan keluaran minimumnya menjadi 0 V dan
maksimumnya sebesar 5 V. Nilai V1 pada rangkaian merupakan tegangan
masukan sebesar 12 Volt yang diatur dengan potensiometer sehingga tegangan
masukan dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Untuk menghasilkan tegangan
keluaran yang diinginkan, variable yang harus ditentukan nilainya adalah
resistansi. Dalam rangkaian ini menggunakan resistansi potensiometer sebesar
10 kohm. Tegangan V2 yang
digunakan sebesar -5 Volt seri dengan resistansi 5,6 kohm. Kedua tegangan masukan tersebut berada pada kaki inverting.
Analisa pertama ditinjau pada
rangkaian summer dengan menggunakan
persamaan:
(1.1)
Untuk menghasilkan tegangan keluaran Vout2
= 0, nilai Vout1 dapat diset menjadi bernilai nol, sehingga Vout2-nya
juga bernilai nol. Dengan Vout1 = 0 V, V1 = 1 V, dan V2
= 5 V, persamaan (1.1) menjadi
(1.2)
(1.3)
(1.4)
Dari persamaan (1.4) didapat perbandingan nilai
resistansi R1:R2 = 1:5, sehingga harga resistor R1
yang digunakan adalah 1 kohm dan harga resistor R2
yang digunakan adalah 5 kohm. Karena nilai Vout1 yang bernilai nol juga akan
menyebabkan Vout2 bernilai
nol, maka rangkaian operational amplifier
inverting tidak perlu ditinjau untuk menentukan nilai resistansinya.
Untuk menghasilkan nilai tegangan
keluaran 5 volt dengan tegangan masukan 6 Volt, maka analisa dilakukan pada
rangkaian summer dan rangkaian operational amplifier inverting. Pada
rangkaian summer, dengan tegangan
masukan (V1) sebesar 6 Volt, tegangan referensi (V2)
sebesar -5 Volt, R1 = 1 kohm, dan R2 = 5 kohm, serta Rf1 = 1 kohm, maka persamaan (1.1) menjadi
(1.5)
(1.6)
(1.7)
dengan,
(1.8)
maka dengan mensubstitusi persamaan (1.7) ke dalam
persamaan (1.8) dengan Vout2 = 5 Volt, persamaan (1.8) menjadi
(1.9)
(1.10)
Dari persamaan (1.10) didapat perbandingan nilai
resistansi Rf2:R3 = 1:1, sehingga harga resistor Rf2
yang digunakan adalah 1 kohm dan harga resistor R3
yang digunakan adalah 1 kohm. Jadi untuk membuat rangkaian zero-span dari rangkaian summer dan operational amplifier inverting dengan tegangan masukan 1 – 6 Volt
dan tegangan keluaran minimum menjadi 0 Volt dan tegangan keluaran maksimum
menjadi 5 Volt, dibutuhkan:
·
V2 (Vref) =
-5 V
·
R1 = 1 kohm
·
R2 = 5 kohm
·
Rf1 = 1 kohm
·
Rf2 = 1 kohm
·
R3 = 1 kohm
Rekayasa Instrumentasi: Bilangan biner-heksadesimal-oktal
Konversikan
bilangan biner berikut ke dalam bentuk heksadesimal dan oktal:
11010110111
a)
Heksadesimal
Angka biner dibagi
menjadi kelompok-kelompok 4-bit
0110 | 1011 | 0111
Setiap kelompok
dari 4 bit ini diterjemahkan menjadi digit ekivalen heksadesimal
0110 menjadi 6
1011 menjadi B
0111 menjadi 7
Jadi bilangan
heksadesimal dari (11010110111)10 adalah 6B7
b)
Oktal
Angka biner
dikelompokkan ke dalam kelompok 3-bit
011 | 010 | 110 |
111
Setiap kelompok
dari 3 bit ini diterjemahkan menjadi digit ekivalen oktal
011 menjadi 3
010 menjadi 2
110 menjadi 6
111 menjadi 7
Jadi bilangan oktal
dari (11010110111)10 adalah
(3267)8
Rekayasa Instrumentasi: Elektronika Digital
1.
Jelaskan prinsip kerja counter 4 bit dibawah ini sehingga bisa menghitung angka dari
0000-1111 dengan flip-flop JK bekerja
dengan active low.
-
Counter asinkron
-
Counter sinkron
Kerja
dengan tabel kebenaran flip-flop JK!
Untuk
counter yang dapat menghitung 4 bit
diperlukan rangkaian dengan gabungan 4 flip-flop
JK. Rangkaian ini mendapat masukan 24 atau 16 jumlah pulsa dari
pulsa ke-0 hingga pulsa ke-15. Setelah pulsa ke-15 akan kembali pada keadaan
awal. Namun, pulsa yang dapat dihitung sejumlah 24-1 atau 15 pulsa.
Pencacah yang digunakan adalah pencacah active
low berarti akan aktif saat mendapat masukan pulsa rendah.
Tabel
1 Tabel kebenaran flip-flop JK
-
Counter asinkron
Gambar
1 Counter asinkron 4 bit
Jika dilihat dari tabel kebenaran
flip-flop JK, setiap flip-flop pada rangkaian pencacah
asinkron ini berada pada mode toggle
dimana masukan J dan K diberi nilai 1 yang berasal dariVcc. Toggle artinya saat flip-flop aktif keluarannya berlawanan dengan keadaan sebelumnya.
Karena pemicu aktif flip-flop berupa
active low, maka artinya keluaran
tiap FF itu akan berpindah keadaan jika pinggiran negatif dari pulsa yang
memicunya tiba.
Cara kerja dari rangkaian ini dapat dijelaskan sebagai berikut
:
1. Misalkan pada keadaan awal
semua FF telah direset, sehingga setiap FF mempunyai keluaran nol. Jadi sebelum
datang pulsa clock pertama diperoleh DCBA = 0000.
2. Ketika pulsa clock pertama
tiba (clock=1), maka FF A akan dipicu pada pinggiran negatifnya, sehingga
diperoleh A=1, sedangkan FF lainnya belum bekerja dan tetap pada keadaan
awalnya. Untuk daur yang pertama diperoleh keluaran DCBA = 0001.
3. Ketika pulsa clock kedua tiba,
maka FF A kembali dipicu pada pinggiran negatifnya, sehingga keluarannya
berubah dari menjadi rendah (A=0). Perubahan keadaan pada A merupakan picuan
negatif pada FF B, sehingga menghasilkan B=1. sedangkan FF
C dan D tetap pada keadaan
awalnya. Untuk daur ini diperoleh DCBA = 0010.
4. Ketika pulsa clock ketiga
tiba, maka FF A akan dipicu kembali pada pinggiran negatifnya, sehingga
keluaran A menjadi tinggi. Sedangkan FF lainnya tetap berada pada keadaan
terakhirnya. Dengan demikian pada daur ini diperoleh DCBA = 0011.
5. Untuk pulsa clock keempat, FF
A terpicu sehingga keluaran untuk FF ini menjadi rendah. Perubahan keluaran FF
A ini merupakan picuan negatif untuk FF B sehingga keluaran FF B berayun
menjadi rendah (B=0). Perubahan keluaran FF B ini akan
memicu FF C sehingga keluaran
dari FF C yang semula rendah menjadi tinggi (C=1). Karena FF D belum terpicu,
maka keluaran pada daur ini DCBA = 0100.
Demikian untuk seterusnya
didapatkan bahwa FF A akan selalu terpicu oleh pinggiran negatif pulsa clock,
sedangkan FF B terpicu oleh pinggiran negatif dari keluaran FF A. FF C terpicu
oleh pinggiran negatif keluaran FF B, dan FF D akan terpicu oleh pinggiran negatif dari keluaran
FF C. Secara singkat dikatakan bahwa setiap keluaran dari masing-masing FF akan
memicu FF lain yang ada dibelakangnya.
Gambar
2 Pulsa yang dibangkitkan pada pencacah 4 bit
-
Counter sinkron
Pada
pencacah sinkron, flip-flop pada
suatu tingkat hanya akan memberikan respon setelah flip-flop pada tingkat sebelumnya menyelesaikan transisinya.
Gambar 3 Rangkaian counter sinkron 4 bit
Dengan
menggunakan operasi active low, cara
kerja kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Dari tabel kebenaran flip-flop JK (tabel 1) diketahui flip-flop ke-1 berada pada mode toggle
karena J dan K mendapat masukan
nilai 1, sedangkan flip-flop lainnya
pada mode tetap saat awal karena J dan K keduanya mendapat masukan 0.
2.
Pada keadaan awal semua flip-flop berada pada status reset, sehingga setiap flip-flop mempunyai keluaran nol. Jadi,
sebelum datang pulsa clock pertama
diperoleh nilai keluaran counter
0000.
3.
Ketika pulsa clock
pertama datang, pulsa muncul pada
setiap flip-flop. Flip-flop ke-1 akan men-toggle dari rendah ke tinggi (nilai
biner 0 menjadi 1), sedangkan flip-flop
lainnya tidak men-toggle karena
berada dalam mode tetap (J dan K = 0). Untuk daur yang pertama diperoleh
keluaran pencacah 0001.
4.
Ketika pulsa kedua tiba, pulsa muncul pada semua flip-flop. Flip-flop ke-1 akan dipicu oleh transisi negatif, sehingga
diperoleh nilai keluaran flip-flop
ke-1 = 0. Flip-flop ke-2 dapat men-toggle karena berada dalam mode togge (J dan K = 1), sehingga diperoleh
keluaran flip-flop ke-2 = 1. Flip-flop lainnya masih dalam mode
tetap, sehingga untuk daur ini keluaran pencacah adalah 0010.
5.
Pulsa ketiga tiba pada semua flip-flop dan memicu flip-flop
ke-1, sehingga keluarannya menjadi sama dengan 1. Flip-flop ke-2 dan lainnya berada pada mode tetap (J dan K = 0),
sehingga keluaran pencacah adalah 0011.
6.
Pulsa keempat akan memicu flip-flop ke-1, sehingga keluarannya menjadi sama dengan 0. Flip-flop ke-2 dapat men-toggle sehingga keluarannya menjadi sama
dengan 0. Gerbang AND pertama menjadi aktif karena mendapat nilai input 1 dan
1, sehingga flip-flop ke-3 dapat men-toggle dan nilai keluarannya berubah
menjadi = 1, sedangkan flip-flop ke-4
masih dalam mode tetap. Untuk daur ini diperoleh keluaran pencacah 0100, dan
seterusnya.
7.
Gerbang AND kelima akan aktif dan men-toggle flip-flop ke-4 pada pulsa masukan kedelapan karena mendapat dua
nilai masukan 1 dari keluaran gerbang AND pertama dan flip-flop ke-3.
Gambar
4 Timing diagram counter sinkron 4
bit
2.
Jelaskan prinsip kerja multiplekser dan
demultiplekser dengan gerbang logika!
-
Multiplekser
Multiplekser
merupakan suatu sakelar putar satu jalan versi elektronika. Berbeda dengan
sakelar putar mekanis yang harus memutar rotor untuk memilih data, pada
multiplekser yang memutar sakelar adalah gerbang logikanya dengan pemilih data
adalah nilai dari data selektor yang ditentukan.
Gambar
5 Gerbang logika multiplekser
Rangkaian
gerbang logika diatas adalah rangkaian gerbang logika pada multiplekser yang
prinsip kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Misalkan
terdapat 4 data masukan x0 = 1, x1 = 0, x2 =
1, x3 = 1 dan pemilih data s0 = 1 dan s1 = 1.
Tinjau gerbang AND 1, x0 akan memberikan nilai sama dengan 1,
pemilih data s0 akan melewati gerbang inverter sebelum masuk ke
gerbang AND 1 sehingga nilainya berubah menjadi nol. Karena salah satu masukan
AND 1 bernilai 0 maka keluarannya bernilai nol. Berarti multiplekser tidak
memilih data x0 untuk dilewatkan.
Tinjau
gerbang AND 4, x3 akan memberikan nilai 1, s0 masuk
gerbang AND 4 tanpa melewati inverter sehingga nilainya tetap 1, s1
juga langsung masuk ke gerbang AND 4 dan memberikan nilai 1. Dengan tiga
masukan gerbang bernilai 1, maka keluarannya akan bernilai 1. Berarti dengan
nilai data masukan x0 = 1, x1 = 0, x2 = 1, x3
= 1 dan pemilih data s0 = 1 dan s1 = 1, multiplekser akan
memilih dan mengeluarkan masukan x3.
Pemilih
datanya kemudian coba diganti menjadi s0 = 0 dan s1 = 0.
Tinjau gerbang AND 1 x0 akan memberikan nilai sama dengan 1, pemilih
data s0 akan melewati gerbang inverter sebelum masuk ke gerbang AND
1 sehingga nilainya berubah menjadi satu, pemilih data s1 akan
melewati inverter sebelum masuk ke gerbang AND 1. Dengan masukan gerbang AND 1
yang seluruhnya bernilai 1, maka keluran gerbang akan sama dengan satu. Ini
berarti dengan nilai data masukan x0 = 1, x1 = 0, x2
= 1, x3 = 1 dan pemilih data s0 = 0 dan s1 = 0,
multiplekser akan memilih dan mengeluarkan data masukan x0.
-
Demultiplekser
Demultiplekser
mengarahkan data dari suatu sumber ke salah satu diantara sejumlah kemungkinan
tempat tujuan.
Gambar 6 Rangkaian gerbang logika
pada demultiplekser
Rangkaian
gerbang logika pada gambar 6 adalah rangkaian gerbang logika pada multiplekser
yang prinsip kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Terdapat
satu masukan bernilai 1. Misalkan pemilih data K1 = 0 dan K2
= 1. Tinjau gerbang Go, data selector
K1 akan melewati inverter sebelum masuk ke gerbang Go sehingga nilai
menjadi satu, data selector K2 juga
melewati inverter sehingga nilainya berubah menjadi nol. Karena ada salah satu
masuka gerbang AND yang bernilai nol, maka keluarannya akan bernilai nol. Hal
ini berarti data tidak akan dilewatkan pada saluran Y0. Tinjau
gerbang G1, pemilih data K1 akan melewati inverter
sebelum masuk ke gerbang Go sehingga nilai menjadi satu, pemilih data K2
langsung masuk ke gebang G1 tanpa melewati inverter sehingga
nilainya tetap satu. Karena semua masukan gerbang AND G1 bernilai 1,
maka keluarannya akan bernilai sati. Hal ini berarti data masukan akan
dilewatkan melalui saluran Y1.
·
Tambahan
1.
Jelaskan mengenai clock rising up dan falling
down!
-
Keadaan clock rising
up, yaitu keadaan dimana clock
akan aktif apabila terjadi transisi dari bit 0 ke bit 1.
-
Keadaan
clock
falling down, yaitu keadaan dimana clock
akan aktif apabila terjadi transisi dari bit 1 ke bit 0.
2.
Jelaskan mengenai BCD to seven segment!
Dekoder seven segment adalah
rangkaian untuk menterjemahkan bilangan biner agar dapat ditampilkan pada
tampilan seven segment.
Tabel
spesifikasi IC 74LS47
3.
Jelaskan tentang seven
segment common anoda dan common
katoda!
Seven segmen adalah sebuah
penampil yang terdiri dari 7 buah LED yang dibentuk angka 7. Setiap LED yang
menyusunnya diberi label ‘a’ sampai ‘g’ dengan salah satu terminal LED
dihubungkan menjadi satu sebagai kaki common.
Common anoda adalah pin yang
terhubung dengan semua kaki anoda dalam seven segmen. Common anoda diberi tegangan Vcc dan akan aktif pada saat diberi
logika rendah (0) atau sering disebut active
low.
Common katoda adalah pin yang
terhubung dengan semua kaki katoda dalam seven segmen. Common katoda diberi ground dan
akan aktif pada saat diberi logika tinggi (1) atau sering disebut active high.
Gambar 7 (a) common katoda (b) common anoda
4.
Beri contoh aplikasi Mux-DeMux!
Aplikasi pada jaringan warnet
dimana didalam sitem jaringan tersebut di dalamnya menggunakan fungsi dari
multiplekser dan demultiplekser. Dalam warnet terdapat beberapa komputer yang
sedang mengakses internet misalnya. Data-data dari komputer itu masuk ke dalam multiplekser untuk dipilih
komputer mana yang akan dimasukkan ke saluran output lebih dulu kemudian
bergantian lainnya. Lalu dari server data permintaan dari web yang diakses oleh
komputer-komputer yang ada dipilah-pilah oleh demultiplekser ke beberapa
kemungkinan saluran untuk dipilih di saluran manakah suatu data tertentu harus
dilewatkan. Mux-Demux ini terdapat
dalam perangkat hub.
·
Tentang counter, dan Mux-DeMux.
1.
Jelaskan tentang jalannya pulsa clock pada rangkaian counter asinkron dan sinkron berkaitan dengan active low dan falling down clock!
Yang
dimaksud dengan active low adalah
keadaan yang akan berfungsi apabila siberi kondisi low. Dalam hal ini keadaan
yang dimaksud adalah toggle flip-flop JK. Pada saat masuk kondisi low mode toggle flip-flop akan aktif dan mengubah nilai keluarannya menjadi
berlawanan dari sebelumnya. Yang
dimaksud dengan falling down clock
adalah keadaan yang akan aktif apabila terjadi transisi dari bit 1 ke bit 0.
·
Pada counter
asinkron
Gambar 1 Timing diagram pulsa clock
Pada pulsa ke-0, clock belum bisa
mengaktifkan toggle sehingga,
keluaran pulsa FF 0 sampai FF 2 masih nol. Pada saat pulsa falling down dari 1 ke 0, sehingga mengaktifkan toggle dan keluaran FF 0 berubah dari
nol menjadi satu, sedangkan FF yang lainnya belum berubah karena belum mendapat
masukan pulsa yang dalam keadaan transisi dari 1 ke 0. Karena counter yang dipakai adalah asinkron,
maka masukan suatu flip-flop adalah
keluaran dari flip-flop sebelumnya.
Saat keluaran FF0 yang menjadi
masukan dari FF1 mencapai keadaan transisi tersebut, flip-flop 2 kemudian toggle
sehingga keluaran Q1 berubah kondisi dari 0 menjadi satu, sedangkan FF 2 masih
nol karena pulsa Q1 belum mecapai masa falling
down. Begitu Q1 mencapai masa transisi, Q2 berubah dari keadaan yang semula
nol menjadi 1, dan begitu seterusnya.
·
Pada counter
sinkron
Gambar 2 Rangkaian pencacah
sinkron
Gambar 3 Timing diagram pulsa clock
Pada pencacah sinkron masukan
pulsa pada flip-flop berlangsung
secara bersama-sama. Hanya saja masukan J dan K pada FF setelah FF ke-0
merupakan keluaran dari FF sebelumnya. Nilai keluaran yang membuat FF menjadi
dalam keadaan toggle adalah 1 dan
keadaan tersebut aktif apabila mendapat transisi pulsa dari 1 ke 0, sehingga
keadaan keluarannya dapat berubah. Jadi, pada saat pulsa clock ke-1 tiba dan falling
down hanya keluaran FF0 yang berubah dari 0 menjadi 1 sedangkan FF1 tidak
berubah karena mode operasinya belum menjadi toggle atau masih dalam mode tetap dengan masukan J dan K sama
dengan nol. Baru kemudian setelah pulsa clock
kedua masuk dan bertransisi dari 1 ke 0 FF1 berada dalam keadaan toggle dan mengubah keluarannya dari nol
menjadi satu. Hal ini karena FF1 sudah mendapatkan nilai 1 dari FF0, sehinga menjadi toggle dan saat keluaran FF0 falling down keadaan toggle tersebut aktif dan membalik nilai
keluaran FF1.
Masukan FF2 berasal dari keluran
gerbang AND yang masukannya berasal dari keluaran FF0 dan FF1. Gerbang AND
pertama akan bernilai 1 dan akan mengakibatkan FF2 menjadi toggle pada saat keluaran FF0 dan FF1 bernilai 1. Dapat dilihat
pada timing diagram bahwa hal itu
terjadi saat pulsa keempat masuk dan saat pulsa falling down keadaan toggle
aktif dan merubah keluaran FF2 dari 0 menjadi 1. Flip-flop 2 akan terus mengalai nilai 1 hingga menjadi toggle kembali saat keluaran FF0 dan FF1
bernilai 1 yaitu saat pulsa clock
ke-8. Begitu pula untuk FF3 yang masukannya juga merupakan keluaran dari
gerbang AND. Hanya saja masukan gerbang tersebut berasal dari keluaran FF0,
FF1, dan FF2. Jadi, FF3 akan menjadi toggle
saat keluaran FF0, FF1, dan FF2 bernilai 1. Hal tersebut terjadi saat masukan
pulsa clock ke-8. Dan saat pulsa falling down keadaan toggle aktif dan mengubah keluaran FF3
dari 0 menjadi 1, demikian seterusnya.
2.
Mengapa pulsa clock
yang digunakan adalah active low
bukan active high?
Hal
itu dikarenakan karakteristik dari flip-flop
JK yang aktif saat diberi pulsa masukan rendah, sehingga dipergunakan active low.
3.
Mengapa kerja dari pencacah sinkron dapat dikatakan
lebih cepat dari pada pencacah asinkron?
Karena
pada pencacah sinkron masukan pulsa clock
deberikan pada setiap flip-flop pada
saat yang beramaan. Sedangkan pada pencacah asinkron masukan pulsa clock dirangkai seri, sehingga flip-flop harus menunggu datangnya pulsa
untuk menjadi aktif. Apabila rangkaian flip-flop
yang digunakan banyak, maka flop-flop
yang paling belakang harus menunggu sangat lama untuk dapat beroperasi.
4.
Mengapa multiplekser disebut sebagai saklar putar
yang cepat?
Karena
untuk memilih data digunakan data selektor yang nilainya dapat dikondisikan
untuk melewatkan suatu masukan, dan nilai masukannya pun dapat berubah dengan
cepat sehingga pemilihan datanya dilakukan dengan cepat. Misalnya dalam suatu
komputer dengan prosesor 1 GHz, maka masukannya adalah 109 pulsa per
detik, sehingga sakelar dapat dikatakan berputar 109 kali dalam satu
detik. Apabila dibandingkan dengan sakelar putar mekanis yang perputarannya
dilakukan oleh manusia, perputaran sakelarnya mungkin hanya sampai 2 putaran
tiap detik.
5.
Apakah mungkin dalam multiplekser terdapat kondisi
beberapa masukan menjadi bernilai 1?
Tidak,
hal itu dihindari dengan mengatur data selektornya sehingga data yang dapat
dilewatkan hanya satu data dalam satu saluran .
6.
Bagaimana dengan demultiplekser, jelaskan prinsip
kerjanya!
Demultiplekser
bekerja berkebalikan dengan multiplekser. Terdapat beberapa saluran keluaran
hanya dengan satu masukan dalam demultiplekser. Dengan bantuan data selektor,
data yang masuk akan ditentukan pada saluran yang mana ia dilewatkan. Bukan
dari satu data masukan menjadi data-data keluaran yang banyak yang dilewtkan
pada beberapa saluran. Tapi hanya terdapat satu data masukan dan satu data
keluran, karena terdapat banyak saluran satu data itu dipilihkan jalan
keluarnya oleh data selektor.
Rekayasa Energi: Sistem HVAC
Sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air
Conditioning)
Gambar Sistem HVAC Secara Umum
Cara Kerja: Udara yang sudah didinginkan dan difilter dari
pengotor masuk ke dalam tiap ruangan melalui saluran-saluran pipa (ducting).
Setelah udara masuk tiap ruangan maka selain akan mendinginkan ruangan
juga akan membawa pengotor yang dihasilkan dalam ruangan keluar dari ruangan.
Karena udara tersebut masih dingin maka sebagian dari udara tersebut
dikembalikan ke sistem HVAC untuk kemudian disirkulasikan kembali.
Komponen-Komponen HVAC
Outdoor section: bagian hvac yang berfungsi
sebagai penukar udara yang terdapat pada bagian luar gedung
Indoor section: bagian hvac sebagai
pemroses udara di bagian dalam gedung
Heat pump: bagian yang berfungsi
memindahkan panas dari tempat yang memiliki temperatur yang rendah menuju
temperatur yang tinggi
Blower: kipas sentrifugal bersaluran yang
berfungsi untuk mengalirkan udara
Filter: bahan berserat yang berfungsi untuk
menyaring partikel solid seperti debu, serbuk bunga, bakteri dari udara
Indoor coil: alat yang berfungsi untuk
melakukan transfer panas ke udara dimana pemanasan atau pendinginan dilakukan
secara elektrik atau cairan atau uap yang beredar di dalamnya.
Plenum: ruang tertutup untuk aliran udara
Damper: Gerbang dalam saluran untuk
mengontrol aliran udara dengan meningkatkan gesekan pada saluran
Humidifier: alat yang berfungsi untuk meningkatkan
kelembaban dalam
ruangan tunggal atau di seluruh rumah.
Thermostat: alat untuk mengatur suhu sistem
tersebut sehingga suhu sistem dipertahankan dekat suhu setpoint yang
diinginkan, sebagai unit kontrol untuk pemanasan atau pendinginan dan sistem
atau bagian komponen pemanas atau air conditioner.
Supplemental electric heater: penambah
panas elektrik