Selasa, 06 November 2012
Puisi ::Bila Engkau Ijinkan::
Bila engkau bersedih
rebahkanlah sendumu pada gunung yang beradu
Untukmu, ia sembunyikan mentari dan datang senja
yang kan menyeka tetes-tetes hati
Bila engkau marah
lampiaskan kesalmu pada pesisir yang membentang
Bagimu, ia kan redam semua kepalan emosi
meski kau terus pukul dan pukul bertubi
Bila engkau merasa sepi
panggil saja satu bintang yang bersembunyi di balik terang
Demi dirimu, ia pun rela kehilangan sinarnya
dikulum surya pagi hingga senja hari
Dan
Bila engkau tersakiti
Aku tahu kau pasti tahu
Ada aku disini
Yang menawarkan pundak
pada hati yang menangis
Yang memberikan tameng dada
pada tangan-tangan yang tengah kesal
Dan yang selalu hadir menemani
agar bayanganmu tak sendiri
Aku bersedia tuk sembuhkan lukamu
Aku pun bersedia jadi penjaga hatimu
dari terbit fajar hingga senja mati
Aku bersedia
Bila engkau
Bila saja engkau
Bila saja engkau ijinkan
Bila saja kau ijinkan aku
Mencintaimu....
rebahkanlah sendumu pada gunung yang beradu
Untukmu, ia sembunyikan mentari dan datang senja
yang kan menyeka tetes-tetes hati
Bila engkau marah
lampiaskan kesalmu pada pesisir yang membentang
Bagimu, ia kan redam semua kepalan emosi
meski kau terus pukul dan pukul bertubi
Bila engkau merasa sepi
panggil saja satu bintang yang bersembunyi di balik terang
Demi dirimu, ia pun rela kehilangan sinarnya
dikulum surya pagi hingga senja hari
Dan
Bila engkau tersakiti
Aku tahu kau pasti tahu
Ada aku disini
Yang menawarkan pundak
pada hati yang menangis
Yang memberikan tameng dada
pada tangan-tangan yang tengah kesal
Dan yang selalu hadir menemani
agar bayanganmu tak sendiri
Aku bersedia tuk sembuhkan lukamu
Aku pun bersedia jadi penjaga hatimu
dari terbit fajar hingga senja mati
Aku bersedia
Bila engkau
Bila saja engkau
Bila saja engkau ijinkan
Bila saja kau ijinkan aku
Mencintaimu....
Rekayasa Energi: Fotovoltaik
Definisi dan Cara
Kerja
Fotovoltaik
merupakan suatu teknologi konversi yang mengubah cahaya (foto)
menjadi listrik (volt) secara langsung (direct conversion).
Peristiwa ini dikenal sebagai efek fotolistrik (photovoltaic
effect). Efek sel photovoltaik terjadi akibat lepasnya
elektron yang disebabkan adanya cahaya yang mengenai logam.
Logam-logam yang tergolong golongan 1 pada sistem periodik
unsur-unsur seperti Lithium, Natrium, Kalium, dan Cessium sangat
mudah melepaskan elektron valensinya. Selain karena reaksi redoks,
elektron valensilogam-logam tersebut juga mudah lepas olehadanya
cahaya yang mengenai permukaan logam tersebut. Diantara logam-logam
diatas Cessium adalah logam yang paling mudah melepaskan elektronnya.
Tegangan
yang dihasilan oleh sensor fotovoltaik adalah sebanding dengan
frekuensi gelombang cahaya (sesuai konstanta Plank E = h.f). Semakin
ke arah warna cahaya biru, makin tinggi tegangan yang dihasilkan.
Tingginya intensitas listrik akan berpengaruh terhadap arus listrik.
Bila fotovoltaik diberi beban maka arus listrik dapat dihasilkan
adalah tergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaan
semikonduktor.
Gambar Cara Kerja Fotovoltaik
Bila
sel surya dikenakan pada sinar matahari, maka timbul elektron dan
hole. Elektron-elektron dan hole-hole yang timbul di sekitar pn
junction bergerak berturut-turut ke arah lapisan n dan ke arah
lapisan p. Sehingga pada saat elektron-elektron dan hole-hole itu
melintasi pn junction, timbul beda potensial pada kedua ujung sel
surya. Jika pada kedua ujung sel surya diberi beban maka timbul arus
listrik yang mengalir melalui beban.
Komponen Pembangkit
Listrik Tenaga Surya
Dasar sistem
photovoltaic terdiri dari empat komponen utama:
- Panel surya (solar panel)
- Baterai (batteries)
- Regulator
- Beban (load)
Panel
bertanggung jawab untuk mengumpulkan daya matahari dan membangkitkan
listrik. Baterai menyimpan daya listrik untuk penggunaannya nanti.
Regulator menjamin panel dan baterai bekerja sama dalam model
optimal. Beban merujuk pada alat apapun yang memerlukan daya listrik,
dan merupakan jumlah konsumsi listrik dari semua peralatan listrik
yang dihubungkan dengan sistem. Keluaran panel surya dan baterai
merupakan arus searah (DC).
Jika
jangkauan tegangan operasional peralatan yang digunakan tidak cocok
dengan tegangan yang disediakan oleh baterai,
perlu digunakan converter untuk menyesuaikan tegangan. Jika peralatan
menggunakan tegangan DC yang berbeda dengan tegangan baterai,
maka perlu digunakan konverter DC/DC (DC/DC converter). Jika peralatan memerlukan tegangan AC,
maka perlu digunakan konverter DC/AC (DC/AC converter), yang juga dikenal sebagai inverter.
Gambar komponen sistem fotovoltaik
A.
Solar Panel
Panel surya (solar panel) terdiri dari sel surya yang mengumpulkan
radiasi surya dan mengubahnya menjadi daya listrik. Bagian sistem ini
kadang-kadang dinamakan modul surya pembangkit listrik daya
photovoltaic (photovoltaic generator). Sekumpulan panel surya dapat
dibuat dengan menyambung sekumpulan panel dalam serial dan/atau
paralel untuk menyediakan daya yang diperlukan untuk beban yang ada.
Arus listrik yang disediakan oleh panel surya bervariasi secara
proporsional terhadap radiasi surya. Ini akan bervariasi menurut
kondisi iklim, jam, dan waktu pada suatu tahun. Beberapa teknologi
dapat digunakan dalam pembuatan sel surya. Yang paling banyak
digunakan adalah kristal silicon, dan dapat berupa baik
monocrystalline atau polycristallin. Silicon amorphous bisa lebih
murah tetapi lebih tidak efisien untuk mengubah daya ke listrik.
B.
Regulator
Pengatur / Regulator (atau lebih formalnya pengatur penyimpanan daya
surya atau Solar power charge regulator) memastikan bahwa baterai
berkerja dalam kondisi yang seharusnya. Pengatur ini menghindari
penyimpanan (charge) atau pengeluaran (discharge) baterai yang
berlebihan, yang keduanya sangat merusak umur baterai. Untuk menjamin
charging dan discharging baterai yang baik, pengatur tersebut menjaga
informasi kondisi penyimpanan daya (State of Charge atau SoC)
baterai. SoC diukur berdasarkan pada tegangan sebenarnya dari
baterai. Dengan mengukur tegangan baterai dan diprogram dengan tipe
teknologi penyimpanan yang digunakan oleh baterai, pengatur bisa
mengetahui titik tepat di mana baterai akan mengalami charge atau
discharge yang berlebihan.
C.
Baterai
Baterai menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya yang tidak
segera digunakan oleh beban. Daya yang disimpan dapat digunakan saat
periode radiasi matahari rendah. Komponen baterai kadang-kadang
dinamakan akumulator (accumulator). Baterai menyimpan listrik dalam
bentuk daya kimia. Baterai yang paling biasa digunakan dalam aplikasi
surya adalah baterai yang bebas pemeliharaan bertimbal asam
(maintenance-free lead-acid batteries), yang juga dinamakan baterai
recombinant atau VRLA (klep pengatur asam timbal atau valve regulated
lead acid).
D.
Konverter
Konverter DC/DC berfungsi untuk mendapatkan DC di tingkat tegangan
yang berbeda dengan apa yang disediakan oleh batere. Sebuah converter
DC/AC, yang juga dikenal sebagai inverter, mengubah arus DC dari
batere menjadi AC.
E.
Beban (Load)
Beban adalah peralatan yang mengkonsumsi daya yang dihasilkan oleh
sistem daya anda. Beban mungkin termasuk peralatan komputer, kipas angin, lampu, TV, dll.
Rekayasa Bahan: Sensor Gas CO (TGS 203) Berbahan Semikonduktor SnO2
- Pendahuluan
Sensor gas mikroelektronika pertama yang sukses
dibuat adalah berbasis bahan metal oksida diantaranya ZnO2,
Fe2O3,
dan SnO2.
Akhir-akhir ini
bahan SnO2
paling banyak digunakan dan dikembangkan untuk gas CO, karena
kelebihan dibanding bahan lain. Adapun kelebihan dari sensor gas
berbasis SnO2
antara lain massa pemakaian yang lama dan relatif stabil, daya tahan
tinggi, dan kecilnya persen kesalahan.
Sensor
gas terdiri dari elemen sensor, dasar sensor dan tudung sensor.
Elemen sensor terdiri dari bahan sensor dan bahan pemanas untuk
memanaskan elemen. Elemen sensor menggunakan bahan-bahan seperti
timah (IV) oksida SnO2, wolfram (VI) oksida WO3, dan lain-lain,
tergantung pada gas yang hendak dideteksi. Gambar berikut menunjukkan
susunan (struktur) dasar sensor gas.
Gambar
Susunan Dasar Sensor Gas
Elemen
pendeteksi gas adalah suatu bahan semikonduktor tipe-N berupa oksida
logam, yaitu SnO2
(oksida timah putih). Bahan ini akan menghantar lebih baik jika
bersentuhan dengan gas-gas yang teroksidasi di udara. Hal ini terjadi
oleh adanya adsorpsi dan reaksi yang memodifikasi densitas pembawa
muatan, dalam hal ini elektron. Dengan adanya perubahan pada pembawa
muatan maka sifat hantaran pada permukaan semikonduktor juga berubah.
Sebagian besar oksida metal, termasuk SnO2,
mempunyai celah pita (“band gaps”)
murni yang terlalu lebar untuk dilompati oleh elektron dari pita
valensi ke pita konduksi dengan energi termal ambien.
Bila
suatu kristal oksida logam seperti SnO2 dipanaskan pada suhu tinggi
tertentu di udara, oksigen akan teradsorpsi pada permukaan kristal
dengan muatan negatif . Elektron-elektron donor pada permukaan
kristal ditransfer ke oksigen teradsorpsi, sehingga menghasilkan
suatu lapisan ruang bermuatan positif. Akibatnya potensial permukaan
terbentuk, yang akan menghambat aliran elektron. Di dalam sensor,
arus listrik mengalir melalui bagian-bagian penghubung (batas butir)
kristal-kristal mikro SnO2. Pada batas-batas antar butir, oksigen
yang teradsorpsi membentuk penghalang potensial yang menghambat
muatan bebas bergerak. Tahanan listrik sensor disebabkan oleh
penghalang potensial ini. Gambar berikut menunjukkan model penghalang
potensial antar butir kristal mikro SnO2 pada keadaan tanpa adanya
gas yang dideteksi.
Gambar Model penghalang antar butir pada keadaan tanpa gas yang dideteksi.
Dalam
lingkungan adanya gas pereduksi, kerapatan oksigen teradsorpsi
bermuatan negatif pada permukaan semikonduktor sensor menjadi
berkurang, sehingga ketinggian penghalang pada batas antar butir
berkurang. Ketinggian penghalang yang berkurang menyebabkan
berkurangnya tahanan sensor butir dalam lingkungan gas.
Gambar
Model penghalang potensial antar - butir dalam linkungan gas.
- Sifat SnO2 Sebagai Sensor Gas
Selain pada tabel diatas
sifat dari SnO2
sebagai sensor gas adalah sebagai berikut:
- SnO2 memiliki lebar celah energi besar, yaitu lebih besar dari 3,0 eV
- Sensitivitas terhadap gas yang dideteksi bergantung pada temperatur
- Rentang suhu operasi berkisar dari suhu 20°C-400°C
- Tegangan yang dibutuhkan untuk pemanasan permukaan sensor pada rentang tersebut antara 0-1,15 V
- Untuk deteksi CO, temperatur terbaik pemanasan untuk elemen sensor adalah dibawah 100°C
- Struktur SnO2
SnO2
adalah semikonduktor oksida logam tipe-N. SnO2 memiliki
struktur kristal tetragonal dan bersifat nonpolar dengan parameter
kisi a = 4,738 Å dan c = 3,1888 Å
Gambar Semikonduktor SnO2
Berdasarkan teori permukaan dari bahan
semikonduktor, dapat dijelaskan efek konduktansi sebagai berikut:
dekat permukaan, skema energi dimodifikasi oleh state
(keadaan) prmukaan elektronik yang menginduksi suatu lapisan muatan
ruang (space chrge),
dimana state
ini dilokalisir pada permukaan. Trjadinya suatu lapisan muatan ruang
pada permukaan dari SnO2
ditunjukkan pada Gambar (a) dan (b) dibawah ini.
Gambar
Lapisan Permukaan Ruang Pada Oksida Logam
(a)
Lapisan deplesi akibat exposure terhadap oksigen (b) Lapisan
akumulasi akibat exposure terhadap atom hidrogen
Pada
permukaan sebenarnya state ini disebabkan terutama oleh efek
cacat murni atau oleh adanya adsorpsi atom-atom dan molekul asing.
Pada
gambar (a) ditunjukkan kasus lapisan deplesi yang diinduksi oleh
oksigen teradsorbsi yang menghasilkan akseptor-akseptor permukaan dan
mengikat electron-elektron diluar donor-donor bulk bawah
permukaan. Sedangkan pada gambar (b) sebuah lapisan akumulasi
dihasilkan sebagai akibat penyerapan hydrogen yang memberikan
electron-elektron bebas pada permukaan (sebagai donor). Perubahan
kerapatan muatan dalam lapisan ruang muatan akan mengakibatkan adanya
perubahan hantaran dekat permukaan. Ec adalah batas konduksi, Ef
adalah level Fermi dan S merupakan surface states akibat
adanya adsorpsi akseptor dan donor. Pelengkungan pita terjadi
disebabkan oleh lengkungan kurva potensial elektrostatis dari muatan
ruang. Perubahan jumlah pembwa muatan pada lapisan muatan ruang
menghasilkan perubahan konduktivitas pada daerah permukaan.
- Proses pembuatan
Sensor gas ini tersusun atas sepasang elektroda
yang dilapisi dengan sensitive layer,
yaitu SnO2,
yang dicetak pada substrat alumina.
Gambar Sensor Gas
Tahapan pembuatan sensor gas ini meliputi proses pencetakan,
pengeringan, dan pembakaran menggunakan teknologi film tebal.
Untuk
menumbuhkan film SnO2,
terdapat beberapa metode yang dapat digunakan baik secara fisika
maupun kimia. Secara fisika film SnO2 dapat dibuat
dengan metode evaporasi, electron beam evaporation, sputtering, dan
spray pyrolisis. Sedangkan secara kimia berbagai metode deposisi
dapat digunakan diantaranya metode sol-gel dan deposisi uap kimia
(CVD).
Rekayasa Energi: Geothermal/Panas Bumi
- Pendahuluan
Energi geothermal
atau energi panas bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang
tersimpan di dalam bumi. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas
tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan.
Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh
permukaan bumi.
Berdasarkan data
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia,
Indonesia memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW yang
tersebar di 253 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi
dunia. Dengan kata lain, kita merupakan negara dengan sumber energi
panas bumi terbesar di dunia. Namun,
hanya sekitar kurang dari 4 % yang baru dimanfaatkan. Energi panas
bumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada
dekat area perbatasan lapisan tektonik.
Listrik geotermal
adalah energi listrik yang dibangkitkan dari energi geotermal.
Teknologi yang digunakan antara lain dry
steam power plant, flash steam power plant, dan
binary
cycle power plant. Estimasi
potensi pembangkitan listrik dari energi geotermal berkisar dari 35
sampai 2000 GW. Sedangkan keluaran dari pembangkit yang telah
dibangun di dunia baru mencapai kapasitas 10.715 MW. Efisiensi termal
dari pembangkit listrik geotermal sangat rendah, berkisar antar
10-23%. Karena fluida yang digunakan pada geotermal berada pada
temperatur yang lebih rendah bila dibandingkan dengan steam
dari boiler.
Panas bumi merupakan
sumber energi alternatif yang memiliki kelebihan seperti:
- Bersih
Karena tidak
membakar bahan bakar untuk menghasilkan uap panas dalam memutar
turbin.
- Tidak boros lahan
Instalalsi
geotermal tidak memerlukan pembendungan sungai atau hutan dan tidak
ada terowongan tambang, lorong-
lorong dan lubang-lubang terbuka
- Dapat di andalkan
Dapat beroperasi
selama 24 jam sehari setiap tahunnya dan terletak diatas sumber bahan
bakarnya, sehingga tidak terganggu oleh hambatan dalam transportasi
bahan bakar.
- Fleksibel
- Ekonomis
Sedangkan
kekurangannya adalah:
- Keluarannya berupa gas H2S yang bersifat korosif yang dapat merusak peralatan
- Ancaman akan hujan asam
- Berkurangnya stabilitas tanah dan berpotensi amblas
- Menurunnya debit dan kualitas air tanah
- Tipe dan Proses Kerja
Di daerah yang
berprospek menghasilkan panas bumi, dibuat sumur pemboran. Umumnya
lapangan panas bumi ini menghasilkan fluida 2 fasa, yaitu uap dan
air. Uap akan dialirkan ke turbin, turbin selanjutnya akan memutar
generator. Dan generator inilah yang akan mengubah energi kinetik
menjadi energi listrik. Uap yang keluar dari turbin selajutnya akan
masuk ke kondensor untuk dikondensasikan. Uap akan berubah wujudnya
menjadi cair yang disebut dengan kondensat. Kondensat ini kemudian
dialirkan ke menara pendingin untuk mendinginkan suhunya. Lalu
air yang sudah relatif dingin ini diinjeksikan kembali ke dalam bumi
melalui sumur injeksi. Inilah yang menjadikan energi panas bumi
sebagai energi yang berkelanjutan.
Terdapat 3 tipe
power
plant
geotermal, yaitu:
- Tipe uap kering (dry steam power plant)
- Tipe uap sekejap (flash steam power plant)
- Tipe siklus biner (binary cycle power plant)
Gambar
1. (a) Tipe uap kering; (b) Tipe uap sekejap; (c) Tipe siklus biner
- Tipe Uap Kering
Pembangkit tipe ini
adalah yang pertama kali ada. Tipe dry
steam mengambil
sumber uap panas dari bawah permukaan. Tipe ini dipakai jika fluida
yang dikeluarkan melalui sumur produksi berupa fasa uap. Uap panas
(steam)
langsung diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja
menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari production
well
dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection well.
- Tipe Uap Sekejap
Panas bumi yang
berupa fluida misalnya air panas alam (hot
spring)
di atas suhu 1750 C dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash
Steam Power Plants.
Fluida panas tersebut dialirkan kedalam tangki flash yang tekanannya
lebih rendah sehingga terjadi uap panas secara cepat. Uap panas yang
disebut dengan flash inilah yang menggerakkan turbin untuk
meng-aktifkan generator yang kemudian menghasilkan listrik. Sisa
panas yang tidak terpakai masuk kembali ke reservoir melalui
injection
well.
- Tipe Siklus Biner
Tipe siklus biner
dioperasikan
dengan air pada temperatur lebih rendah yaitu antara 107°-182°C.
Pembangkit ini menggunakan panas dari air panas untuk mendidihkan
fluida kerja yang biasanya senyawa organik (misalnya iso-butana) yang
mempunyai titik didih rendah. Fluida kerja ini diuapkan dengan heat
exchanger yang kemudian uap tersebut digunakan untuk memutar turbin.
Air kemudian disuntikkan kembali kedalam reservoir melalui sumur
injeksi untuk dipanaskan kembali. Pada seluruh proses dalam sistem
ini air dan fluida kerja terpisah, sehingga hanya sedikit atau tidak
ada emisi udara.
- Komponen
Komponen dari
pembangkit listrik geotermal adalah:
- Turbin
- Generator
- Kondensor
- Menara Pendingin
- Heat Exchanger
- Karakteristik Resource
Bumi mempunyai
kandungan panas sebesar 1031
Joule. Panas ini secara alami mengalir ke permukaan dengan konduksi
rata-rata 44,2 MW. Pembangkitan listrik
memerlukan sumber daya suhu tinggi yang hanya dapat datang dari bawah
tanah.Panas harus dibawa ke permukaan oleh sirkulasi cairan, baik
melalui saluran magma, sirkulasi hidrotermal air panas, sumur minyak,
air sumur bor, atau kombinasi dari semuanya. sirkulasi ini
kadang-kadang ada secara alami di mana kerak tipis: saluran magma
membawa panas dekat permukaan, dan sumber air panas membawa panas ke
permukaan.
Gambar 2. System geotermal
Jika tidak ada air
panas tersedia, sebuah sumur harus dibor ke dalam akifer panas. Jauh
dari batas lempeng tektonik gradien panas bumi 25-30 ° C per
kilometer (km) dari kedalaman di sebagian besar dunia, dan sumur
harus beberapa kilometer mendalam untuk melakukan pembangkitan
listrik.
Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam membangun geothermal
power plant ini,
yaitu:
- Dapur Magma
Magma sebagai sumber
panas akan menyalurkan panas yang cukup signifikan ke dalam
batuan-batuan pembentuk kerak bumi. makin besar ukuran dapur magma,
tentu akan makin besar sumber daya panasnya dan semakin ekonomis
untuk dikembangkan.
- Kondisi Hidrologi
Pada pembangkit
listrik geotermal yang dimanfaatkan adalah uap air dari panas bumi
dengan suhu dan tekanan tertentu. sehingga kondisi hidrologi
merupakan salah satu faktor penentu dalam hal ketersedian air.
sehingga sumber pemasok air harus diperhatikan dalam pengembangan
energi panas bumi, biasanya sumber pemasok berasal dari air tanah,
air connate, air laut, air danau, es atau air hujan.
- Volume Batuan dan Reservoir
Volume batuan
dibawah permukaan bumi harus mempunyai cukup porositas dan
permeabilitas untuk meloloskan fluida sumber energi panas bumi yang
terperangkap didalamnya, yang sering disebut sebagai reservoir.
Reservoir dapat digolongkan menjadi 3 golongan berikut ini:
- Entalpi rendah, suhu kurang dari 125 derajat celcius dengan rapat spekulatif 10 MW/km2 dan konversi energi 10%
- Entalpi sedang, suhu antara 125 dan 225 derajat celcius dengan rapat spekulatif 12.5 MW/km2 dan konversi energi 10%
- Entalpi tinggi, suhu > 225 derajat celcius dengan rapat spekulatif 15 MW/km2 dan konversi energi 15%
DAFTAR
PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Geothermal_electricity
http://energi-terbarukan-indonesia.blogspot.com/2009/01/negeri-terkaya-energi-panas-bumi.html
http://geothermalnet.blogspot.com/2010/05/kelebihan-dan-kekurangan-geothermal.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_panas_bumi
http://iklimkarbon.com/2010/05/04/pembangkit-listrik-tenaga-panas-bumi-pltp/
http://jendelascience.blogspot.com/2011/03/pembangkit-listrik-tenaga-panas-bumi_16.html
http://www.consumerenergycenter.org/home/heating_cooling/geothermal.html
http://www.migas-indonesia.com/files/article/Geothermal,Sumber_Energi_Masa_Depan.pdf
Rekayasa Bahan: Diagram Pourbaix
Diagram
potensial-pH atau diagram Pourbaix
memetakan
fasa-fasa stabil logam dan senyawanya dalam larutan dengan pelarut
air, yang berada dalam kesetimbangan termodinamika, sebagai fungsi
dari potensial elektroda dan pH larutan. Dalam diagram potensial pH
untuk besi terdapat zona korosi, yaitu daerah reaksi pelarutan besi
yang terletak dalam daerah asam dan di daerah sempit pada kondisi
sangat basa; zona pasif, yaitu daerah terbentuknya selaput tak larut
di permukaan logam yang menghalangi proses korosi lebih lanjut; dan
zona kebal, yaitu daerah yang secara termodinamika keadaan sebagai
logam adalah fasa paling stabil. Gambar 1 memperlihatkan diagram
Pourbaix sederhana untuk besi pada keadaan standar pada suhu 25 0C.
Kegunaan
diagram Pourbaix
terutama
adalah untuk memperkirakan arah reaksi spontan; komposisi produk
korosi; dan perubahan lingkungan yang akan mencegah atau menurunkan
laju serangan korosi.
Diagram
Pourbaix adalah diagram yang menggambarkan keadaan suatu bahan dengan
potensial tertuntu dalam derajat keasaman (pH) tertentu. Sumbu
vertikal menunjukan potensial bahan, sedangkan subu horisontal
menunjukan pH. Potensial (E) mengacu pada elektroda standar hidrogen
yang dihitung dengan menggunakan persamaan Nernst.
Dimana,
[C]C[D]d
adalah hasil reaksi
[A]a[B]b
adalah reaktan
E0
adalah potensial reduksi standar
Rekayasa Bahan: Piezoelektrik dan Piezoelektrik PVDF (Polyvinylidene Flouride)
Piezoelektrik adalah
tumpukan muatan dalam materi padat (kristal atau keramik) tertentu
dalam menanggapi regangan mekanik yang dikenakan. Kata piezoelektrik
berasal dari bahasa yunani piezo atau piezein yang berarti memeras
atau tekan, dan elektrik yang berarti listrik atau electron. Kata
yang piezoelektrik berarti listrik yang dihasilkan dari tekanan.
Sumber muatan listrik piezoelektrik merupakan akibat dari efek
piezoelektrik.
Gambar 1.
Piezoelektrik
Tekanan yang
mengenai piezoelektrik kemudian menimbulkan medan listrik. Pada saat
medan listrik melewati material, molekul yang terpolarisasi akan
menyesuaikan dengan medan listrik, dihasilkan dipol yang terinduksi
dengan molekul atau struktur kristal materi. Penyesuaian molekul akan
mengakibatkan material berubah dimensi. Fenomena
tersebut dikenal dengan electrostriction (efek piezoelektrik).
Piezoelektrisitas juga dipengaruhi oleh arah dan dimensi, seperti
yang ditunjukan oleh gambar 2 berikut.
Gambar 2.
Pengaruh Arah dan Dimensi Piezoelektrik
Bahan piezoelektrik
dapat terbentuk secara alami (tersedia di alam) atau buatan manusia.
Bahan piezoelektrik alami diantaranya adalah kuarsa (SiO2),
berlinite (AlPO4), gula tebu, garam Rochelle, dan enamel. Sedangkan
bahan piezoelektrik buatan diantaranya adalah gallium ortofosfat
(GaPO4) dan langasite (La3Ga5SiO14).
Gambar 3.
Efek Piezoelektrik Pada Kristal Kuarsa
A.
Bahan Piezoelektrik dan PVDF
Bahan piezoelektrik
dapat mengubah deformasi mekanik menjadi potensial listrik dan
sebaliknya. Timbulnya potensial listrik ini diakibatkan terjadinya
pengkutuban muatan bahan piezoelektrik ketika dikenai tekanan hingga
terdeformasi. Penggunaan bahan piezoelektrik sebagai komponen yang
dapat mengubah getaran ultrasonik ke atau dari getaran listrik
semakin berperan dalam perkembangan industry mekatronika, optik, dan
telekomunikasi. Dari berbagai bahan polimer piezoelektrik,
PolyVinylidene Flouride atau PVDF merupakan bahan yang banyak menarik
perhatian untuk dikaji karena konstanta piezoelektrik dan
elastisitasnya tinggi. Keunggulan lain dari bahan tersebut adalah
tahan terhadap kejutan mekanik karena kelenturannya, sehingga mudah
dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran, ringan karena berat jenisnya
rendah dan mempunyai impedansi akustik yang rendah.
Gambar PVDF
Piezoelektrik
B. Sifat PVDF
Polyvinylidene
Fluoride (PVDF) adalah fluoropolimer termolastik dan non reaktif.
PVDF digunakan untuk aplikasi polimer yang membutuhkan kemurnian
tinggi, kekuatan, dan ketahanan terhadap asam, basa, dan panas, serta
melepaskan asap yang rendah ketika pembakaran. Dibandingkan dengan
fluoropolimer lain, PVDF lebih mudah meleleh karena melting pointnya
relatif rendah, yaitu 177°C. Selain itu, PVDF mempunyai densitas
rendah sebesar 1,78 dan juga lebih murah.
Berikut adalah sifat
bahan PVDF sebagai bahan piezoelektrik film:
C.
Struktur PVDF
PVDF adalah polimer
kristalin (CH2
– CF2)n
dan mempunyai 3 bentuk fasa kristal, yaitu fasa α, fasa β, dan fasa
γ. Efek piezoelektrisitas PVDF berkaitan erat dengan bentuk fasa
kristal tersebut. Kenaikan konstanta piezoelektrik sebanding dengan
kenaikan kandungan fasa β dalam bahan karena fasa ini mempunya
polarisasi spontan yang cukup besar dalam unit selnya. Pembentukan
fasa kristal bergantung pada kondisi kristalisasinya dan terjadi
transformasi fasa bolak-balik diantara bentuk-bentuk fasa tersebut.
Gambar
Struktur Kristal PVDF I: fasa
β, II: fasa α, III: fasa γ
Gambar
I, II, dan III menunjukkan struktur kristal dan susunan molekul PVDF.
Bentuk I (fasa β) mempunyai rantai molekul yang tersusun sepanjang
sumbu b dari tipe planar-zigzag. Tipe ini memiliki sedikit defleksi
akibat interaksi sterik antara atom-atom fluor yang tidak terikat
dalam monomer-monomer yang terdekat. Bentuk kristalnya ortorombik.
Densitas kristalnya 1,973 gram/cc dengan titik leleh berkisar dari
191-212˚C. bentuk II
(fasa α)
memiliki bentuk kristal monoklinik dengan sudut β = 90˚. Rantai
molekul dari fasa α mempunyai hubungan simetri invers satu dengan
lainnya, sehingga mengakibatkan momen dipol listrik dari seluruh
kristal saling meniadakan. Densitas kristalnya adalah 1,925 gram/cc
dengan titik leleh berkisar dari 170-190˚C. Bentuk III (fasa γ)
mempunyai bentuk kristal monoklinik dengan tipe planar zigzag.
Densitas kristalnya 1, 945 gam/cc dengan titik leleh 197˚C.
C.
Proses Pembuatan
PVDF
dapat disintesis dari gas monomer vinylidene fluoride melalui suatu
radikal bebas proses polimerisasi, yang dilanjutkan dengan proses
melt casting.
Film
PVDF dibuat dengan menggunakan penekan panas pada 180˚C dan 225˚C.
waktu pengepresan 15 menit. Penarikan film dilakukan dengan alat
tensile
tester.
Temperatur penarikan 80˚C dan draw
ratio
sekitar 5 kali panjang semula. Annealing
dilakukan pada 140˚C. penyearahan momen dipol listrik dilakukan
dengan memanaskan film pada minyak silikon pada 120˚C. Selanjutnya
medan listrik dc (1,5 kV) dinyalakan, 5 menit kemudian temperaturnya
diturunkan sampai temperatur kamar, lalu medan listriknya dimatikan.
Rekayasa akustik: Enclosure
Bising adalah bunyi
yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu atau membahayakan
kesehatan. Sumber utama dalam pengendalian bising lingkungan dapat
diklasifikasikan dalam kelompok :
- Bising dalam (interior),dimana berasal dari suara manusia, alat-alat rumah tangga, mesin-mesin di dalam gedung sehingga dinding pemisah,pintu dan jendela harus mampu melakukan peredaman yang cukup terhadap bising-bising dari dalam.
- Bising luar (outdoor), berasal dari lalu lintas, transportasi dan aktifitas diluar gedung.
Pada dasarnya
kebisingan dapat dikendalikan melalui beberapa cara yaitu terhadap :
- Sumbernya dengan cara :
- Desain akustik, dengan mengurangi vibrasi, mengubah struktur dan lainnya.
- Substitusi alat.
- Mengubah proses.
- Perjalanannya dengan cara :
- Jarak diperjauh.
- Akustik ruangan.
- Enclosure.
- Penerimanya dengan cara :
- Alat pelindung telinga (earplug, earmuff dan helmet).
- Enclosure (misalnya dalam control room).
- Administrasi dengan rotasi dan mengubah jadwal kerja.
Enclosure
Enclosure adalah
salah satu struktur yang dapat membungkus satu sumber kebisingan.
Enclosure
bisa
digunakan untuk satu set mesin atau sebagian dari mesin. Dalam
aplikasinya, akustik enclosure
menyediakan
satu alat yang mampu mereduksi atau mengurangi kebisingan pada level
yang dapat diterima. Jenis-jenis enclosure:
- Enclosure lengkap (complete enclosure).
Dimana suatu
kebisingan mesin dapat direduksi 20 dB atau lebih maka harus
menggunakan complete
enclosure karena
mampu mengurangi NR (noise
reduction)
terbesar dari sistem lain. Di dalam mendesain enclosure
lengkap,
bising bersifat bergaung atau menggema di dalam enclosure
harus
tidak ada yang lewat atau keluar.
- Enclosure sebagian (partial enclosure).
Pengendalian
menggunakan enclosure
sebagian
biasanya terdapat satu bagian terbuka yang
sangat besar
- Enclosure besar.
Untuk enclosure
besar
mempunyai ukuran luas cukup besar dan dimana bisa disesuaikan dengan
ukuran besar dari mesin tersebut. Enclosure
besar
ada dua cara yaitu :
- Enclosure di dalam ruang terbuka (Enclosure in open space).
Sebenarnya enclosure
unuk
mesin berada dalam ruang terbuka, karena noise
reduction nilainya
hampir sama dengan nilai transmission
loss pada
dinding enclosurenya.
- Enclosure dalam ruang tertutup.
Biasanya peletakan
enclosure berada di dalam ruang sehingga dipengaruhi oleh pantulan
dari bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi
- Enclosure kecil (close fitting enclosure).
Untuk enclosure
kecil
mempunyai ukuran luas material cukup kecil dan dimana biasanya
operator tidak memerlukan akses ke dalam pembungkus.