Sabtu, 21 April 2012

Puisi ::Musisi Di Atas Perahu::


Biolaku pecah berkeping
ketika waktu terhenyak hening

Diam-diam
meminang jiwa seorang maestro tua
mengkhianati cintanya
pada raga yang tak jauh dari sempurna

Perlahan

ku kumpulkan kenangan berserakan

Anak yang pernah besar dalam didikan
telah terpisah ranah dan lautan
Kini
tanda hati memanggil pulang
rindu pelukan dari tanah yang tak terelakkan

Kecemasan yang lalu menyerbu
membuat mayor jadi minor
menggubah riuh jadi pilu

Tak ayal busur di gesekan
memainkan tanya:
“Ada apakah gerangan?”

Not tak jadi kord
Bunyi membuntuti hati
Kini
tanda hati memanggil pulang
rindu pelukan dari jasad yang tak terelakan

Lautanpun didekatkan
Daratan direkatkan
Burung dara yang pernah terbang
akhirnya datang ke kandang
Bocah yang pergi melanglang: Aku
pun jua menuju pulang

Di atas perahu
ku lagukan rindu menghujam
Tapi kres ku tak lagi tajam
menggaung sudah
dihanyut pilu

Di atas perahu
aku rindu
Di atas perahu
aku pilu
Kini hati memanggil pulang
rindu pelukan dari ayah dan
mengucap selamat jalan

Biola yang telah rapuh
pun segera menjadi bisu
Bersamaan dengan kepergian sang tuan
menuju damainya kebahagiaan

Dari atas panggung orkestra yang tak pernah mati
Dari sorai tepukan tangan yang tak bakal henti
Di peraduannya yang selalu abadi


Bali, 26 Maret 2012

Rekayasa Fotonika: Laser



Laser

sumber gambar: hacknmod.com


Laser merupakan singkatan dari “Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation” atau penguatan cahaya oleh radiasi dari emisi terstimulasi.
- Dasar penemuan laser: Spontaneous Emission Theory (Einstein, 1911)


·         Pada absorpsi, adanya energi (E = h.υ) membuat elektron yang semula berada pada level energi E1 mampu berpindah ke level energi yang lebih tinggi E2.
·         Pada emisi spontan, elektron semula berada pada level energi E2 kemudian berpindah ke level energi yang lebih rendah E1 dengan melepas energi foton.
·         Pada energi stimulasi, beberapa elektron yang semula berada pada level energi E2 mendapat rangsangan (stimulus) energi dari luar sehingga secara bersamaan elektron-elektron tersebut jatuh ke level energi E1 dan meng-emisi-kan energi yang jauh lebih besar (amplified) daripada jatuhnya elektron satu-persatu pada emisi spontan. Inilah mekanisme dasar terbentuknya laser.

Elektron dan level energi pada bagan diatas terdapat pada bahan penghasil laser yang disebut sebagai active medium.
Untuk menghasilkan laser yang berulang-ulang atau kontinyu, maka elektron yang telah jatuh ke level yang lebih rendah E1 harus kembali ke level energi E2 dengan mekanisme adsorpsi seperti bagan diatas yang disebut juga population inversion dengan cara pemompaan atau pumping dengan menggunakan stimulasi energi.
Agar proses untuk membangkitkan laser kembali lebih efisien, maka mekanisme pembentukan laser dapat diasati dengan menempatkan sepasang cermin yang memiliki nilai indeks pantul (R) yang berbeda, sehingga energi laser yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagian sebagai energi pumping, yang disebut sebagai feed back mechanism, sehingga laser dapat dihasilkan secara terus-menerus atau kontinyu.


Sifat Laser:
1). Monokromatis
2). Koheren
3). Brightness sangat tinggi
4). Sudut divergensi sangat kecil

Klasifikasi Laser:
a. Berdasarkan partikel transisi --> molecular laser, atomic laser, ionic laser.
b. Berdasarkan fasa bahan:
    - padat: misalnya ruby laser dan Nd-YAG laser
    - cair: misalnya dye laser
    - gas: misalnya laser CO2 dan laser He-Ne
    - semikonduktor: laser dioda

Rekayasa Instrumentasi: Smart Transmitter


Smart Transmitter

     Transmitter adalah instrumen/devais yang berfungsi untuk mentransmisikan atau mengirim besaran fisis dari suatu tempat ke tempat lain tanpa perubahan bentuk besaran fisis yang dikirim, akan tetapi mungkin terjadi perubahan ukuran/nilai.
     Perkembangan teknologi telah menghasilkan inovasi dalam bidang instrumentasi dan kontrol dengan diproduksinya ”Smart Transmitter”. Smart transmitter atau transmitter cerdas memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh transmitter biasa. Berikut adalah kelebihan smart transmitter:
1). Computer calculation of measured value
 Untuk menghitung akurasi (apakah masih dalam batas toleransi atau tidak)
2). Remote diagnosis of fault
 Dapat menunjukkan kesalahan
3). Remote re-ranging
 Self calibration --> merubah karakteristik statik dengan sendirinya
4). Remote identification
 Mengidentifikasi sebab-akibat dari fault.


Sumber gambar: amatrol.com

Kamis, 19 April 2012

Rekayasa Instrumentasi: Bagaimana membuat sebuah PnID

   P&ID (Piping and Instrumentation Diagram) dapat diartikan sebagai sebuah alat bantu untuk menerangkan konsep desain dari suatu proses dan kebutuhan pabrik atau unit produksi yang perlu atau akan dibangun.
  Ada beberapa tahapan pembuatan suatu P&ID yang harus dilalui dan dikenal yang dimulai dengan mengenal tahapan proyek yang akan dilakukan dan juga mencakup semua simbol instrument kontrol ataupun piping yang perlu dinotasikan dalam sebuah P&ID.
  Tulisan ini dibuat untuk keperluan pengenalan umum pembuatan sebuah P&ID, bukan sebuah guideline yang harus dipenuhi.

1. Pengenalan tahapan proyek dan efeknya terhadap P&ID dan PFD.
    PFD sudah mulai dibuat sejak studi kelayakan/kemungkinan tersebut dijalankan. Biasanya kemungkinan tahapan perubahan P&ID ada dalam 4 garis besar step-step dibawah ini, tentunya jika AFE (Approved for Engineering) sudah diberikan oleh pemilik proyek sehingga pengerjaan proyek dapat segera dilakukan :
Step 1 : Engineering Stage for Process Package System
Step 2 : Mengakomodasi semua input dari departemen seperti dept. Instrument atau klien perusahaan pemilik proyek dll.
Step 3 : Mengakomodasi input dari semua tim engineering yang terlibat, dari vendor dan keperluan komisioning
Step 4 : As Built P&ID

2. Pengenalan bagaimana membuat penomoran sebuah P&ID atau PFD ?
   Sebenarnya banyak macam cara yang dilakukan untuk menomori P&ID tergantung dari kebijaksanaan penomoran yang telah ada di perusahaan tersebut yang bisa juga merupakan kesepakatan antara pemilik proyek dan contractor yang mengerjakan.

3. Pengenalan notasi untuk berbagai equipment penting dalam P&ID
   Hal ini diperlukan mengingat beragam jenis equipment yang diperlukan dalam suatu alur proses yang terjadi, penotasian jenis-jenis equipment berdasar jenis dan fungsinya diperlukan untuk mengenali dan memudahkan pembacaan atau penulisannya.
Contoh :
- Equipment untuk penyimpanan
• T - Tank
• S - Spheres

- Equipment untuk proses kompresi atau pemompaan
• P - Pump
• K - Compressor

- Equipment untuk proses pemisahan
• V - Vessel / Separator
• dan lain-lain

- Equipment untuk proses kontrol
• LCV - Liquid Control Valve (Water/Oil)
• PCV - Pressure Control Valve (gas)

4. Penomoran berbagai equipment dan instrument untuk keperluan sebuah proyek
  Dalam hal ini terjadi lagi berbagai kemungkinan penomoran yang diperlukan tergantung pada kebijaksanaan perusahaan operator Plant tersebut atau dapat juga kesepakatan dengan kontraktor sebuah proyek. Yang paling penting adalah bagaimana mengatur nomor-nomor tersebut agar dapat mudah diingat atau dikenali dan tidak terjadi tumpang tindih sehingga memudahkan operasional, maintenance ataupun keperluan proyek yang baru. Segala macam penomoran baik itu equipment atau instrumentasi harus cocok antara P&ID dengan data sheet, quotation dan segala macam laporan yang perlu dibuat juga sehingga tidak ada konflik penomoran di kemudian hari.

5. Penomoran Pipa (Line Numbering)
   Hal pertama yang perlu diketahui adalah apakah perusahaan tersebut sudah mempunyai standar spesifikasi perpipaan tertentu, sedangkan bila belum mungkin bisa dilihat ASME atau berbagai standar internasional yang ada sebagai acuannya.
  Penomoran dapat dilakukan lebih mudah jika standar perusahaan sudah ada maka spesifikasi perpipaan yang ada akan disesuaikan untuk keperluan pipa proses yang cocok (berlainan untuk fluida HC, Sea water, Chemicals, Drain, Instrument Air, etc.) .

6. Pengenalan berbagai simbol dalam P&ID
   Di tahap ini kita harus mulai membiasakan diri bagaimana menggambarkan komponen statik/rotating equipment, instrumentasi, piping, elektrikal atau sedikit struktur dalam P&ID. Kembali lagi acuan pertama yang harus kita ambil adalah standar perusahaan terkait atau mungkin standar-standar internasional yang sudah ada sehingga akan lebih memudahkan penggambarannya. Notasi ini juga diharap dapat lebih memudahkan membaca dan mengenali berbagai komponen unit operasi dalam P&ID tersebut.
Kita mulai dari pengenalan simbol statik dan rotating equipment, berbagai contoh penotasian simbolnya adalah sbb. :

Berlanjut ke instrumentasi dan bermacam valve.

Lalu berbagai notasi piping sistem, seperti spec break, perbedaan process line utama dan line process pendukung, juga adanya reducer dan expander, dll.

7. Pengenalan komponen penting lainnya dalam P&ID
Sebuah P&ID bisa secara umum terdiri dari kerangka berupa :
- Drawing index : berisi daftar nomor P&ID dan judul-judul dari P&ID alur process/utilities yang dibuat, revisi yang pernah dibuat serta status P&ID tersebut apakah gambar dibuat untuk keperluan konstruksi atau untuk keperluan demolish/removal. Judul yang dapat dibuat untuk sebuah P&ID bisa berupa penggambaran satu buah equipment dalam alur proses utamanya, misal: High Pressure Separator (V-2001 A).
- Selanjutnya adalah simbol-simbol baik simbol statik/rotating equipment, instrumentasi, piping, elektrikal yang diperlukan dalam proyek tersebut yang dipecah jadi beberapa sheet bila diperlukan.
-Terakhir bila diperlukan utilities P&ID maka penomoran bisa langsung dilanjutkan pada serial no. selanjutnya. Utilities P&ID ini dapat berupa jetting water system, instrument air system.

Sebuah P&ID bila dibuat untuk keperluan modifikasi maka gambar konstruksi dan demolish/removal diperlukan sehingga dapat terlihat bedanya dan dapat diidentifikasi saat konstruksi dilakukan. Dalam gambar removal diperlukan pengidentifikasian sedemikian rupa sehingga segala macam equipment yang tidak diperlukan lagi, diganti atau pipa yang mau dipotong dan di-blind harus diidentifikasi satu persatu agar tidak terlupa saat konstruksi.
Sedang sebaliknya dalam gambar konstruksi segala equipment yang baru dipasang, diganti atau dibuat alur yang baru harus diidentifikasi, agar bisa dicek ulang saat konstruksi selesai dilakukan. Lain halnya bila unit operasi tersebut baru, maka tentu saja tidak ada gambar removal yang diperlukan disitu.
Hal penting lainnya yang harus diingat dalam sebuah P&ID adalah sambungan (link) antara berbagai P&ID harus match baik itu pipingnya : ukuran, spek, line numbernya maupun posisinya. Kemudian juga sinyal instrumentasi yang ada, baik itu signal elektrikal ataupun pneumatic. Tentunya bagan ”to and from” dari dan ke berbagai P&ID untuk penotasian piping atau sinyal itu harus dicantumkan lengkap disitu sehingga memudahkan pencarian dan pengertiannya aliran atau dari dan kemana sinyal itu berjalan.

8. Pengenalan Proses system
   Dalam tahap ini diharapkan kita dapat mulai belajar membuat P&ID sederhana atau sekurangnya PFD dari sebuah alur proses. Yang terpenting disini adalah kita harus mengerti alur proses yang terjadi berikut kemungkinan berbagai fenomena yang terjadi didalamnya.

Contoh: pada Multistage Oil Stabilization maka kemungkinan disitu ada berbagai Separator dari high pressure sampai low pressure dimana gas dari ketiga macam separator tersebut dialirkan ke gas treating sistem yang mungkin berupa acid gas removal sistem, sulfur recovery sistem, atau dehydration system, dimana sebelum gas dari LP separator dialirkan masuk ke gas treating sistem maka gas tersebut harus dikompresi sampai intermediate pressure yang dicampur dengan high pressure gas dari separator diawal alur proses ini bila memang gas treating sistem beroperasi dalam kisaran intermediate sistem. Juga demikian untuk oil dari oil stabilization tersebut akan masuk ke oil treating sistem dimana diharapkan dapat diperoleh kandungan crude oil yang lebih pas sesuai standar dari buyer sebelum dipasarkan atau dilemparkan ke storage untuk penjualan, tetapi tentu saja jika multistage oil stabilization yang dipakai maka mempunyai kekurangan dari sisi ekonomisnya karena lebih banyak sistem kompresi dan pemompaan yang harus dipakai, tidak cocok untuk operasi di offshore, dan recovery serta API gravity dari crude oil yang dihasilkan mungkin tidak semaksimal memakai stabilizer sistem saja tetapi kandungan garam-garam yang ada dalam crude oil yang dihasilkan dapat lebih maksimal dibandingkan stabilizer sistem.

Selasa, 10 April 2012

Rekayasa Instrumentasi: Sistem Pengendalian


Sistem Kontrol : merupakan sistem dimana output diatur sesuai dengan yang  diinginkan melalui manipulasi
·       -  Proses dalam sistem kontrol merupakan sistem yang bersifat dinamik. Berarti proses tersebut memilikikondisi yang mudah berubah, sangat rentan, dan tidak stabil. Untuk itulah proses ini perlu dijaga agar dapat stabil.
·         -   Pada sistem kontrol, untuk menghasilkan model persamaan digunakan identifikasi sistem dengan pasangan antara input-output.

Jenis Sistem Kontrol
·         Sistem kontrol loop tertutup (closed loop)
 



·         Sistem kontrol loop terbuka (open loop)

 

Klasifikasi Kebutuhan (Tujuan) Sistem Kontrol
-       -   Menekan pengatuh gangguan (disturbance) ekstern
-        -  Memastikan kestabilan proses
-         - Optimasi performansi proses

Aspek Variabel Desain Sistem Kontrol
·         Variabel masukan
a. Segala sesuatu yang masuk ke proses/sistem
b. Variabel masukan jika memberi pengaruh terhadap proses disebut gangguan
·         Measured
·         Unmeasured

·         Variabel keluaran
·         Measured
·         Unmeasured

Tahap – tahap Desain Sistem Kontrol
1.      Mendefinisikan obyektif (tujuan) pengontrolan
2.      Menyeleksi pengukuran
3.      Menyeleksi variabel yang dimanipulasi
4.      Menyeleksi konfigurasi kontrol
5.      Mendesain kontroler --> menentukan algoritma kontroler

Komponen Sistem Kontrol
a.       Proses
b.      Sensor
c.       Transduser
d.      Transmitter
e.       Kontroler
f.       Aktuator
g.      Rekorder



Sistem Pengendalian Sekuensial
<>Sebuah plant yang prosesnya berjalan secara sekuensial (misal: pabrik pengalengan makanan/minuman, assembly mobil, dll) dikendalikan dengan mempergunkan kontroler yang bekerja berdasarkan “logic” (gerbang logika).
<>Kontroler jenis ini berupa PLC (Programable Logic Control) yaitu kontroler yang bekerja atas dasar gerbang logika yang dapat dihapus/diprogram ulang
<>Kontroler berbasis PLC dapat dipergunakan untuk dua tujuan pengendalian yaitu:
-          Pengendalian plant
-          Safety