Sabtu, 21 April 2012

Puisi ::Musisi Di Atas Perahu::


Biolaku pecah berkeping
ketika waktu terhenyak hening

Diam-diam
meminang jiwa seorang maestro tua
mengkhianati cintanya
pada raga yang tak jauh dari sempurna

Perlahan

ku kumpulkan kenangan berserakan

Anak yang pernah besar dalam didikan
telah terpisah ranah dan lautan
Kini
tanda hati memanggil pulang
rindu pelukan dari tanah yang tak terelakkan

Kecemasan yang lalu menyerbu
membuat mayor jadi minor
menggubah riuh jadi pilu

Tak ayal busur di gesekan
memainkan tanya:
“Ada apakah gerangan?”

Not tak jadi kord
Bunyi membuntuti hati
Kini
tanda hati memanggil pulang
rindu pelukan dari jasad yang tak terelakan

Lautanpun didekatkan
Daratan direkatkan
Burung dara yang pernah terbang
akhirnya datang ke kandang
Bocah yang pergi melanglang: Aku
pun jua menuju pulang

Di atas perahu
ku lagukan rindu menghujam
Tapi kres ku tak lagi tajam
menggaung sudah
dihanyut pilu

Di atas perahu
aku rindu
Di atas perahu
aku pilu
Kini hati memanggil pulang
rindu pelukan dari ayah dan
mengucap selamat jalan

Biola yang telah rapuh
pun segera menjadi bisu
Bersamaan dengan kepergian sang tuan
menuju damainya kebahagiaan

Dari atas panggung orkestra yang tak pernah mati
Dari sorai tepukan tangan yang tak bakal henti
Di peraduannya yang selalu abadi


Bali, 26 Maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar