Trouble
shooting adalah suatu tindakan untuk mengetahui penyebab/menemukan
penyebab/menemukan penyebab ketidakberfungsian/permasalahan pada
suatu sistem. Secara garis besar teknik trouble shooting dapat
diklasifikasikan menjadi:
* Trouble
Shooting yang Bersifat Mikro
Yaitu
trouble shooting penyebab ketidakberfungsian sebuah instrumen.
Trouble shootingnya dilakukan melalui pengecekan keberfungsian
komponen-komponen penyusun instrumen tersebut. Langkah trouble
shooting pada suatu instrumen adalah:
1).
Lakukan identifikasi komponen penyusun instrumen, misal:
a.
Instrumen sebagai alat ukur
b.
Instrumen sebagai “final control element” (misal: control valve)
c.
Instrumen sebagai kontroler (misal: PLC)
2).
Lakukan pengujian pada masing-masing komponennya dengan cara
memberikan sinyal input dan mengamati sinyal outputnya.
3).
Jika ada salah satu komponen yang tidak berfungsi, maka komponen
tersebut menjadi salah satu penyebab ketidakberfungsian instrumen.
* Trouble
Shooting yang Bersifat Makro
Yaitu
trouble shooting penyebab ketidakberfungsian komponen-komponen yang
ada pada suatu sistem (misal: sistem pengendalian plant). Trouble
shootingnya dilakukan melalui pengecekan hubungan input dan output
suatu komponen serta pengecekan jaringan penghubung antar komponen.
A.
Trouble shooting pada sistem pengendalian sebuah plant
Langkah
trouble shooting pada sistem pengendalian sebuah plant adalah:
1).
Lakukan pengecekan keberfungsian field instrument dengan cara
memberikan sinyal input besaran fisis dan mengamati sinyal outputnya.
2).
Jika tidak ada masalah, lanjutkan dengan menguji jaringan komunikasi
datanya.
3).
Jika tidak ada masalah, lanjutkan dengan mengecek “junction
box”nya.
4).
Jika tidak ada masalah, lanjtkan dengan mengecek “control panel”.
B.
Trouble shooting pada sistem sebuah proses plant
Langkah
trouble shooting pada sistem sebuah proses plant adalah:
1).
Buat diagram blok proses dari “raw material” sampai “product”
dengan mempergunakan referensi “Process Flow Diagram”(PFD).
2).
Lakukan analisa kerja setiap equipment penyusun sistem sebuah proses
dengan mempergunakan “Mass & Heat Balance”.
3).
Telusuri satu per satu kinerja dari setiap equipment sesuai dengan
diagram blok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar